PEMANFAATAN LIMBAH SISA MINYAK GORENG DAN SERBUK KOPI MENJADI SABUN WANGI UNTUK KEPERLUAN RUMAH TANGGA DAN ALTERNATIF INDUSTRI SKALA RUMAH TANGGA SEBAGAI KONSEP MANDIRI EKONOMI BAGI ANGGOTA KOPERASI WANITA FLAMBOYAN CIRACAS JAKARTA TIMUR

  • Liszulfah Roza Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
  • Wahyu Dian Laksanawati Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Keywords: Sabun, saponifikasi, minyak goreng, limbah

Abstract

Minyak goreng bekas merupakan salah satu limbah yang dapat merusak kelestarian lingkungan jika langsung dibuang tanpa adanya pengolahan. Sabun merupakan salah satu produk alternatif dan bernilai ekonomis yang bisa dihasilkan dari pengolahan minyak goreng bekas. Pembuatan sabun dari minyak jelantah merupakan salah satu usaha yang turut memberikan dampak dalam menanggulangi limbah minyak goreng yang dibuang oleh ibu-ibu. Pembuatan sabun dari minyak jelantah ini dapat dilakukan dengan metode yang murah dan menggunakan bahan yag mudah diperoleh seperti limbah minyak goreng, soda api, pewarna, pewangi, dan air. Sabun dari limbah minyak goreng ini terbentuk karena adanya reaksi kimia dari lemak dalam minyak goreng dengan basa dalam soda api. Reaksi kimia tersebut dikenal sebagai proses reaksi saponifikasi dimana hidrolisis asam lemak dari minyak menjadi asam lemak dan gliserol dalam basa NaOH sampai terhidrolisis sempurna. Sebelum diolah, minyak goreng bekas terlebih dahulu disaring diikuti dengan proses pemurnian menggunakan serbuk mengkudu. Minyak goreng tersebut kemudian dicampurkan dengan larutan NaOH dan diaduk hingga terbentuk sabun. Produk yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah sabun mandi cair maupun batangan. Kegiatan ini akan ditindaklanjuti dengan pembuatan sabun mandi dan analisa kadar asam lemak bebas menggunakan proses penambahan indikator phenolphthalein dan dititrasi dengan larutan NaOH hingga berwarna merah muda. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang pembuatan sabun sebagian teknologi yang ada di teknik kimia kepada para anggota koperasi Flamboyan. Pengabdian pada masyarakat secara garis besar meliputi 3 kegiatan yaitu Pendataan peserta, penyampaian materi oleh tentor yaitu dosen, dan pendampingan praktek pembuatan sabun oleh ibu anggota koperasi. Kegiatan pelatihan ini berlangsung tiga hari dan dihadiri oleh 40 peserta . Praktek pembuatan sabun ini berjalan dengan lancar dan salah satu kelompok peserta sabun yang dibuat tidak berhasil.

References

Badan Standarisasi Nasional., 1994. Standar Mutu Sabun Mandi. SNI 06-3532-1994. Dewan

Standardisasi Nasional. Jakarta.

Hambali, E., Tatit K. B., Ani S., Giri A. K. 2005. Aplikasi Dietanolamida dari Asam Laurat Minyak Inti Sawit pada Pembuatan Sabun Transparan. Jurnal Teknologi Industri Pertanian. Vol 15 (2), 46-53, Fakultas Teknologi Pertanian; Bogor.

Purnamawati, Debbi. 2006. Kajian Pengaruh Konsentrasi Sukrosa dan Asam Sitrat terhadap Mutu Sabun Transparan. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

CROSSMARK
DIMENSIONS