Kajian Reverse Charge Mechanism Pajak Pertambahan Nilai Bagi Wajib Pajak Badan: Proposal Untuk Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.31092/jpkn.v4i1.1762Keywords:
Pajak pertambahan nilai, Pengusaha kena pajak, Reverse charge mechanismAbstract
Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji pemberlakuan reverse charge mechanism dalam transaksi antar daerah pabean di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menjelaskan bahwa adanya batasan PKP menyebabkan adanya unsur subjektivitas dalam PPN, kurang terealisasinya netralitas PPN akibat dari tidak meratanya pengukuhan PKP dan menimbulkan fenomena bunching. Hal ini menyebabkan penerimaan PPN suatu negara kurang maksimal. Reverse charge mechanism ini merupakan mekanisme sekunder ketika penjual atau pengusaha yang menyerahkan barang kena pajak atau jasa kena pajak tidak berstatus sebagai pengusaha kena pajak. Mekanisme ini hadir sebagai salah satu solusi untuk mengatasi berbagai dampak yang ditimbulkan dari penerapan batasan PKP. Mekanisme ini mencegah celah atau peluang bagi wajib pajak untuk melakukan penghindaran PPN dengan memilih lawan transaksi berupa pengusaha non-PKP. Mekanisme ini juga menjadi salah satu cara untuk menjaga netralitas PPN karena wajib pajak tidak lagi memiliki pilihan dalam mengonsumsi BKP dan/atau JKP yang sama, baik penjualnya PKP ataupun non PKP. Reverse charge mechanism ini juga menambah data bagi Direktorat Jenderal Pajak sehingga tax avoidance maupun tax evasion, yang dilakukan wajib pajak badan dapat teratasi. Bagi konsumen non-PKP, pajak yang disetorkan ke kas negara tidak dapat dikreditkan, namun dapat dibebankan. Hal ini tentu akan meningkatkan biaya administrasi dan kepatuhan. Adanya biaya ini akan mengurangi profit bagi non PKP, sehingga mereka akan berfikir untuk menjadi PKP, sehingga dapat mengkreditkan PPN. Konsumen juga akan terlepas dari risiko tanggung jawab renteng. Wajib pajak badan wajib melakukan pembukuan. Sehingga pengawasan reverse charge mechanism menjadi semakin mudah dengan mengawasi akun asset, atau beban yang ada di laporan keuangan.
References
Akhmadi, M. H. (2017). Determinan Keberhasilan E-Filing Pajak di Indonesia: Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tamansari Dua. Jurnal Pajak Indonesia.
Bank Indonesia. (2021). Statistik ekonomi dan keuangan Indonesia (SEKI). Diakses tanggal 29 Desember 2021, dari https://www.bi.go.id/id/statistik/ekonomi-keuangan/seki/Default.aspx
Brotodiharjo. (1991). Perhitungan PPn. Wandha Mar(8).
ÄŒejková, E., & ZÃdková, H. (2019). The impact of specific reverse charge on waste and scrap on tax revenues in the Czech Republic. European Financial and Accounting Journal, 14(1), 65-83.
de la Feria, R. (2019). The New VAT General Reverse-Charge Mechanism. EC Tax Review, 28(4), 172-175.
Desai, M. A, & D. Dharmapala. (2006). Corporate Tax Avoidance and High Powered Incentives. Journal of Financial Economics79 (2006), h. 145-179
Direktorat Jenderal Pajak. (2014). Laporan keuangan Direktorat Jenderal Pajak tahun anggaran 2013 (audited).
Direktorat Jenderal Pajak. (2015). Laporan keuangan Direktorat Jenderal Pajak tahun anggaran 2014 (audited).
Direktorat Jenderal Pajak. (2016). Laporan keuangan Direktorat Jenderal Pajak tahun anggaran 2015 (audited).
Direktorat Jenderal Pajak. (2017). Laporan keuangan Direktorat Jenderal Pajak tahun anggaran 2016 (audited).
Direktorat Jenderal Pajak. (2018). Laporan keuangan Direktorat Jenderal Pajak tahun anggaran 2017 (audited).
Direktorat Jenderal Pajak. (2019). Laporan keuangan Direktorat Jenderal Pajak tahun anggaran 2018 (audited).
Direktorat Jenderal Pajak. (2020). Laporan keuangan Direktorat Jenderal Pajak tahun anggaran 2019 (audited).
Direktorat Jenderal Pajak. (2014). Laporan tahunan Direktorat Jenderal Pajak 2013-bahasa.
Direktorat Jenderal Pajak. (2015). Laporan tahunan Direktorat Jenderal Pajak 2014-bahasa.
Direktorat Jenderal Pajak. (2016). Laporan tahunan Direktorat Jenderal Pajak 2015-bahasa.
Direktorat Jenderal Pajak. (2017). Laporan tahunan Direktorat Jenderal Pajak 2016-bahasa.
Direktorat Jenderal Pajak. (2018). Laporan tahunan Direktorat Jenderal Pajak 2017-bahasa.
Direktorat Jenderal Pajak. (2019). Laporan tahunan Direktorat Jenderal Pajak 2018-bahasa.
Direktorat Jenderal Pajak. (2020). Laporan tahunan Direktorat Jenderal Pajak 2019-bahasa.
Direktorat Jenderal Pajak. (n.d). 86. Rasio Pajak (Tax Ratio) dari Masa ke Masa | Direktorat Jenderal Pajak. (n.d.). Diakses tanggal 4 Desember 2021, dari https://www.pajak.go.id/id/86-rasio-pajak-tax-ratio-dari-masa-ke-masa
Ebrill, L., Keen, M., Bodin, J., & Summers, V. (2001). The Modern VAT. Internasional Monetary Fund.
European Commission. (2016). The concept of Tax Gaps. Report on VAT Gap Estimations. FISCALIS Tax Gap Project Group, FPG/041.
European Commission. (2018). Taxation Trends in the EU, Luxembourg. ISBN 978-92-79-79838-2.
Famulska, T., & Rogowska-Rajda, B. (2018). Principle of Vat Neutrality and the Reverse Charge Mechanism. E-Finanse, 14(3), 87–97. https://doi.org/10.2478/fiqf-2018-0022
Franzoni, A. L. (1999). Tax Evasion and Tax Compliance. University of Bologna
Hillman, A. I. (2009). Public Finance and Public Policy - Responsibilities and Limitations of Government. Cambridge University Press. ISBN-13 978-0-511- 64127-5.
Keen, M. (2013). The anatomy of the vat. National Tax Journal, 66(2), 423–446. https://doi.org/10.17310/ntj.2013.2.06
Kementerian Keuangan. (n.d). Mengenal Rasio Pajak Indonesia. Diakses tanggal 4 Desember 2021, dari https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/mengenal-rasio-pajak-indonesia/
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2013). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 197/PMK.03/2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.03/2010 tentang Batasan Pengusaha Kecil Pajak Pertambahan Nilai.
KPMG. (2019). Indonesia– indirect tax guide. Diakses tanggal 1 April 2022, dari https://home.kpmg/xx/en/home/insights/2019/10/indonesia-indirect-tax-guide.html
Law, B. (2017). Can the general reverse charge mechanism combat missing trader fraud and provide for secure VAT collection ? by Kostadin Pavlov.
Lockwood, B. (2015). How Should Financial Intermediation Services Be Taxed? Taxation and Regulation of the Financial Sector, 133–156. https://doi.org/10.7551/mitpress/9780262027977.003.0007
Mardiasmo. (2009). Perpajakan, edisi revisi tahun 2009. Andi.
Minnick, K. & T. Noga. (2010). Do corporate governance characteristics influence tax management?. Journal of Corporate Finance, 16 (2010), h. 703-718.
OECD. (1998). Electronic commerce: Taxation framework conditions. Diakses tanggal 1 April 2022, dari http://www.oecd.org/dataoecd/46/3/1923256.pdf
OECD. (2018). OECD economic surveys: Indonesia 2018. OECD Publishing. https://doi.org/10.1787/eco_surveys-idn-2018-en
OECD. (2020). Consumption tax trends 2020. OECD Publishing. https://doi.org/10.1787/152def2d-en
OECD. (2021). Revenue Statistics in Asia and the Pacific 2021 Emerging Challenges for the Asia-Pacific Region in the Covid-19 Era. OECD Publishing, 24, 0–1. https://www.oecd.org/tax/tax-policy/revenue-statistics-asia-and-pacific-indonesia.pdf
Pohan, C. A. (2016). Pedoman lengkap pajak pertambahan nilai: Teori, konsep, dan aplikasi PPN. PT Gramedia Pustaka Utama.
Poniatowski, G., Bonch-Osmolovskiy, M., Durán-Cabré, J. M., Esteller-Moré, A., & Śmietanka, A. (2018). CASE reports: Study and reports on the VAT gap in the EU-28 member states: 2018 final report. CASE Network Studies and Analyses, (496), 1-87.
Republik Indonesia. (2008). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.
Republik Indonesia. (2021). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan.
Review of Economics and Statistics. (2006). Encyclopedia of Statistical Sciences. https://doi.org/10.1002/0471667196.ess7028.pub2
Schenk, A., Thuronyi, V., & Cui, W. (2015). Value added tax: A Comparative approach 2nd edition. Cambridge University Press. https://bit.ly/3guk4I3
Sekaran, U. & Bougie, R. (2016). Research methods for business: A skill building approach (7 ed.). John Wiley & Sons.
Setiawan, Doni Agus. (2021). Ukur Kinerja PPN, Ini Posisi Indonesia di Asean. Diakses tanggal 1 Mei 2022, dari https://news.ddtc.co.id/ukur-kinerja-ppn-ini-posisi-indonesia-di-asean-31016?page_y=100
Suandy, Erly. (2003). Hukum Pajak. Salemba Empat.
Sukardji, U. (2014). Pajak Pertambahan Nilai (Edisi Revi). Rajawali Pers.
Sulaiman, M. F. (2018). Hukum pajak di Indonesia: Suatu pengantar ilmu hukum terapan di bidang perpajakan. Kencana.
Sulfan. (2020). KINERJA PPN DI INDONESIA TAHUN 2011-2020. Jurnal Pajak Indonesia, 206–216.
Suyatmin. (2004). Pengaruh Sikap Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan.
Syaibani, R. (2012). Studi Kepustakaan. Diakses tanggal 4 April 2022, dari http://repository.usu.ac.id/ bitstream
The Institute of Cost Accountants of India. (2019). Direct Taxation. Directorate of Studies The Institute of Cost Accountants of India.
Vazquez, J. M., Vulovic, V., & Liu, Y. (2009). Direct versus indirect taxation: trends, theory, and economic significance. International Studies Program Working Paper. Andrew Young School of Policy Studies.
Waluyo. (2002). Perpajakan Indonesia. Salemba Empat.
Taqiyuddin, M. H., & Wijaya, S. (2021). ZERO EXEMPTION THRESHOLD FOR CORPORATION AS AN. 05, 81–106.
Zed, M. (2004). Metode Penelitian Kepustakaan. Yayasan Obor Indonesia.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Silvi Damayanti Br Sagala, Suparna Wijaya

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.